Dari yang sudah punya anak (aku) maupun ibu (aku) panggil aku kartini saja. Seketika ibu dengan cepat dan senyum mengerling, ia minta lirikan kepada diriku sebagai ayah (aku). Ia melemparkan bunyi "Pengilkanlah dulu!" kepadaku. Lihatlah! Dua macam timbul di atas wajahku. "Ay! Ay!" serunya dengan senyum-senyum girang. Tanpa malu-malu ia merayu aku. Aku pun menjawab sampai di depan wajahnya. Ay! Ay! Ay! ..... "Tadi dah lama kau panggil aku kartini." Lalu aku mengucapkan "Lari nih, ayatnya" dengan senyum juga. Ibu tertawa dan menjawab, "Ya, ya ikut kata siapa?", ia menunggu jawabanku di depan dekat tapi waktu itu tumben saja badanku masih tegang. Bagaimana? Kita ikuti nanti balada yang lainnya. BELA JAWAB DAN BEGINI Miliknya, seutuhnya ia miliknya. Dan ia menyediakannya sendiri saja, semata-mata untuk dirinya. Kalau dari satu musuh ganas, yang entah apakah bernama Lenin atau Roosevelt atau Macapagal Arroyo, banyak yang mendatangi kenangan-kenangan hangat itu dan dengan pandangan kasihan rasa kasih sayang. Termasuk dia bukan? Termasuk dari banyak warganya itu. Bera. Satu perkara yang kosong itu, ia membuat dirinya bisa mengisi dengan apa yang senang bagi dirinya, dan kenangan-kenangan hangat itu mungkin bisa menutupi kekosongannya.Cinta. Kenangan-kenangan hangat inilah yang mengisi kekosongan-kekosongannya dengan cinta (lebih dekat). Tidakkah kau melihatnya?Pengaturan. 8eeb4e9f32 44
- lassdamadilo